Contoh-Contoh Penggunaan Bioteknologi



            Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.
            Berikut adalah beberapa contoh-contoh penggunaan Bioteknologi, yaitu:

1.  Teknologi M-Bio
         Teknologi M-Bio adalah Pembuatan pupuk organik dengan mengaplikasikan teknologi "polybag". Teknologi ini ditemukan oleh Prof. Dr. Rudi Priyadi, sejak 1996 lalu. Temuan itu melalui proses panjang, mulai dari uji lab hingga uji lapangan beberapa kali.
           Pembuatan teknologi ini sedikit berbeda dengan pembuatan kompos yang biasanya memakan waktu dua bulan. Pupuk ini hanya membutuhkan waktu seminggu. Caranya, hanya membuat pupuk organik dengan cara fermentasi (porasi) dengan aplikasi teknologi "polybag". Porasi ini, dibuat dari sampah, jerami, kotoran hewan, dan hijau-hijauan daun. Semua bahan difermentasi oleh mikroba, mikroorganisme tertentu, dalam hal ini digunakan mikroba dari kultur "polybag" selama seminggu. Mikroba yang terdapat dalam "polybag", yaitu Lactobacillus sp, selubizing phosphate bacteria, yeast, dan azosprillium.
           Mikroba itu, mampu memfermentasikan bahan organik dalam waktu cepat dan menghasilkan senyawa organik, seperti protein, gula, asam laktat, asam amino, alkohol, dan vitamin. Contoh produk terkenal yang dihasilkan proses semacam itu, seperti dalam makanan yang difermentasikan, yaitu tauco dari kedelai, saus kedelai, dan lainnya. Porasi yang dihasilkan bisa padat dan juga cair.
           Padat, contohnya dedaunan dikumpulkan, lalu diberi cairan "polybag". Setelah itu, diolah atau dibolak-balik. Selama seminggu, dedaunan itu akan menjadi pupuk yang bisa menyuburkan tanah dan tumbuhan.
           Selain itu, dalam bentuk cair adalah dedaunan hijau, dimasukkan dalam air dalam jumlah banyak. Misalkan, ditabur "polybag" dan diaduk-aduk. Dalam waktu seminggu, cairan itu akan menjadi pupuk untuk disemprotkan.

2.  Pupuk Kompos
           Kompos merupakan hasil fermentasi atau dekomposisi dari bahan-bahan organik seperti tanaman, hewan, atau limbah organik lainnya. Kompos yang digunakan sebagai pupuk disebut pupuk organik karena penyusunnya terdiri dari bahan-bahan organik.
            Berikut ini adalah proses pembuatan kompos dengan menggunakan cara yang praktis:

Bahan yang diperlukan:
Bahan organik sisa-sisa pertanian, misal: jerami, tongkol batang jagung, rumput dan kotoran ternak yang telah dibasahi.


Cara membuat kompos:
  1. Potong-potong bahan organik diatas (kecuali kotoran ternak) sehingga berukuran kecil
  2. Setelah itu, tumpuk dan taruh rumput di bagian atas. Buat tumpukan setebal 15 cm
  3. Taruh kotoran ternak yang telah dibasahi pada bagian paling atas tumpukan
  4. Lakukan menggunakan cara yang sama sampai semua bahan habis.
  5. Tumpuk semuanya sampai mencapai ketinggian maksimal 1,2 m
  6. Jaga kelembaban dalam tumpukan bahan agar tetap lembab dan tidak becek
  7. Apabila pengomposan berlangsung baik, pada minggu ke 3-4 akan terjadi kenaikan suhu. Gunakan tongkat kayu untuk mengetahui telah terjadi kenaikan suhu dengan cara menusukkan tongkat kayu tersebut ke dalam tumpukan kompos kemudian tarik dan lihat ujung tongkatnya, apakah sudah terasa lembab dan hangat. Bila iya, berarti proses pengomposan berjalan dengan normal dan baik. Jika ujung tongkat terasa kering, segera siramkan air ke dalam kompos. Bila ujung tongkat terasa dingin, berarti pengomposan gagal dan harus diulang kembali pembuatannya dari awal.
  8. Setelah terjadi kenaikan suhu, maka suhu akan mengalami penurunan. Pada saat inilah tumpukan kompos harus dibalik.
  9. Sebulan setelah terjadi penurunan suhu dan kompos telah dibalik, maka kompos telah jadi dan siap dipakai.
3. Teknologi Biogas
     Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida.
Biogas dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan maupun untuk menghasilkan listrik.

     Berikut adalah pembuatan biogas dari kotoran ternak :
PRINSIP PEMBUATAN BIOGAS
           Prinsip pembuatan biogas adalah adanya dekomposisi bahan organik secara
anaerobik (tertutup dari udara bebas) untuk menghasilkan gas yang sebagian besar
adalah berupa gas metan (yang memiliki sifat mudah terbakar) dan karbon dioksida, gas inilah yang disebut biogas.
           Proses dekomposisi anaerobik dibantu oleh sejumlah mikroorganisme, terutama
bakteri metan. Suhu yang baik untuk proses fermentasi adalah 30-55øC, dimana pada
suhu tersebut mikroorganisme mampu merombak bahan bahan organik secara optimal.
Hasil perombakan bahan bahan organik oleh bakteri adalah gas metan seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini:

Tabel : Komposisi biogas (%) kotoran sapi dan campuran kotoran ternak dengan sisa pertanian.
Jenis Gas
Kotoran Sapi
Campuran Kotoran +
Sisa Pertanian
Metan (CH4)
Karbon dioksida (CO2)
Nitrogen (N2)
Karbon monoksida (CO)
Oksigen (O2)
Propena (C3H8)
Hidrogen sulfida (H2S)
Nilai kalori (kkal/m2)
65,7
27,0
2,3
0
0,1
0,7
-
6513
54 – 70
45 – 57
0,5 – 3,0
0,1
6,0
-
Sedikit
4800 - 6700
Sumber : Harahap, dkk (1978)

● MEMBANGUN INSTALASI BIOGAS
           Bangunan utama dari instalasi biogas adalah Digester yang berfungsi untuk
menampung gas metan hasil perombakan bahan bahan organik oleh bakteri. Jenis
digester yang paling banyak digunakan adalah model continuous feeding dimana
pengisian bahan organiknya dilakukan secara kontinu setiap hari. Besar kecilnya digester
tergantung pada kotoran ternak yamg dihasilkan dan banyaknya biogas yang diinginkan.
Lahan yang diperlukan sekitar 16 m2. Untuk membuat digester diperlukan bahan
bangunan seperti pasir, semen, batu kali, batu koral, bata merah, besi konstruksi, cat
dan pipa prolon.
           Lokasi yang akan dibangun sebaiknya dekat dengan kandang sehingga kotoran ternak
dapat langsung disalurkan kedalam digester. Disamping digester harus dibangun juga
penampung sludge (lumpur) dimana slugde tersebut nantinya dapat dipisahkan dan
dijadikan pupuk organik padat dan pupuk organik cair.

● Reaktor Biogas Skala Rumah Tangga
SPESIFIKASI TEKNIS
1. Volume reaktor (plastik) : 4.000 liter
2. Volume penampung gas (plastik) : 2.500 liter
3. Kompor Biogas : 1 buah
4. Drum pengaduk bahan : 1 buah
5. Pengaman gas : 1 buah
6. Selang saluran gas : + 10 m
7. Kebutuhan bahan baku : kotoran ternak dari 2-3 ekor sapi/ kerbau.
8. Biogas yang dihasilkan 4 m 3 per hari (setara dengan 2,5 liter minyak tanah).













● PERSIAPAN PEMASANGAN REAKTOR BIOGAS

1.  Pembuatan lubang reaktor, panjang = 4 m, lebar = 1,1 m, dalam = 1,2 m.
2.  Pembuatan meja tabung plastik penampung gas : (diameter 1,2 m) panjang = 3 m, lebar =1,2m
3.  Kotoran sapi (fases) awal sebanyak 100 karung kantong semen atau karung seukurannya (100 kantong semen = 2000 lt). Persiapan awal ini untuk mempercepat
     produksi gas yang siap untuk digunakan (dinyalakan).
4. Drum untuk tempat pencampuran kotoran (fases) dengan air (1:1) ; 1 buah (200
     liter)
5. Karung untuk tempat sisa kotoran dari proses produksi biogas
6. Kayu atau bambu untuk pagar, supaya reaktor aman dari gangguan ternak atau
     lainnya.
7. Terpal dan bahan lainnya untuk atap reaktor supaya terhindar dari hujan atau
     material yang jatuh dari atas.

Setelah pengerjaan digester selesai maka mulai dilakukan proses pembuatan biogas
dengan langkah langkah sebagai berikut:
1. Mencampur kotoran sapi dengan air sampai terbentuk lumpur dengan perbandingan
     1:1 pada bak penampung sementara. Bentuk lumpur akan mempermudah pemasukan
     kedalam digester
2.     Mengalirkan lumpur kedalam digester melalui lubang pemasukan. Pada pengisian
     pertama kran gas yang ada diatas digester dibuka agar pemasukan lebih mudah dan udara
     yang
     ada didalam digester terdesak keluar. Pada pengisian pertama ini
     dibutuhkan lumpur kotoran sapi dalam jumlah yang banyak sampai digester penuh.
3. Membuang gas yang pertama dihasilkan pada hari ke-1 sampai ke-8 karena yang
     terbentuk adalah gas CO2. Sedangkan pada hari ke-10 sampai hari ke-14 baru
     terbentuk gas metan (CH4) dan CO2 mulai menurun. Pada komposisi CH4 54% dan CO2
     27% maka biogas akan menyala.
4. Pada hari ke-14 gas yang terbentuk dapat digunakan untuk menyalakan api pada
     kompor gas atau kebutuhan lainnya. Mulai hari ke-14 ini kita sudah bisa
     menghasilkan energi biogas yang selalu terbarukan. Biogas ini tidak berbau seperti
     bau kotoran sapi. Selanjutnya, digester terus diisi lumpur kotoran sapi secara kontinu
     sehingga dihasilkan biogas yang optimal

4.  Hydrogel
Hydrogel, produk yang MENAWAN dan RAMAH LINGKUNGAN ini merupakan kristal polimer yang berfungsi menyerap dan menyimpan air dan nutrisi untuk tanaman dalam jumlah besar. Hydrogel adalah Aquasorb yang sudah menyerap/menahan air. Hydrogel dapat terurai melalui pembusukan oleh mikroba sehingga produk ini aman digunakan. Hydrogel tidak larut dalam air tetapi dia hanya menyerap d an akan melepaskan air dan nutrisi secara proporsional pada saat dibutuhkan oleh tanaman. Dengan demikian tanaman akan selalu mempunyai persediaan air dan nutrisi setiap saat karena hydrogel berfungsi menyerap dan melepaskan (absorption - release cycles). Hydrogel mampu menyerap air sebanyak 400 kali berat hydrogel itu sendiri.
● Pembuatan & Perawatan Hydrogel
○ Cara Pembuatan Media Tanam Hydrogel

1.  Tuangkan air sebanyak + 1300ml ke dalam
      wadah penampungan hydrogel. Dianjurkan air
      matang agar hydrogel tetap steril. Suhu air
      sedang (tidak panas & tidak terlalu dingin).
      Untuk penyesuaian warna yang diinginkan,
      air
      bisa ditambah/dikurangi.
2.  Masukkan hydrogel kering ke dalam wadah
      yang sudah terisi air, lalu aduk sekitar 10
      detik (agar warnanya menyebar). Diamkan
      hydrogel
      selama 4 jam. Sebaiknya dalam kondisi    tertutup
      agar tidak tercampur debu/kotoran. Setelah
      itu, tiriskan hydrogel. Bilas 1 kali dengan air biasa,
      lalu tiriskan kembali selama 30 menit.
3.   Hydrogel siap dipindahkan ke wadah/vas kaca untuk tanaman.
4.   Untuk penyesuaian warna, hidrogel bisa direndam lebih lama atau ditambah air agar warna lebih muda. Sebaiknya hydrogel tidak direndam lebih dari 6 jam karena akan mereduksi warna & unsur hara.
5.    Hydrogel bisa juga direndam sambil menambahkan sedikit pupuk tambahan yang tidak merusak warna, sesuai dosis agar unsur hara bertahan lebih lama.

Pada dasarnya hydrogel yang dijual sudah mengandung pupuk (unsur hara bisa bertahan efektif 2 bulan). Catatan penting:
      Penambahan pupuk berlaku, hanya jika diperlukan, dan sesuai dengan dosis yang dianjurkan,
      serta tidak menyebabkan kerusakan warna & hydrogel.

○ Perawatan Hydrogel

1.  Bila sudah sekitar satu bulan terlihat hydrogel
     menyusut, semprotlah hydrogel dengan air
     menggunakan handsprayer. Air yang diberikan jangan
     terlalu banyak sampai dapat menyebabkan genangan
     pada gelas yang akan mengakibatkan kebusukan pada
     akar
3.    Atau, untuk penambahan air yang lebih sempurna,
     pisahkan hydrogel Anda dari tanaman, lalu
     rendam dalam air hangat + 30 menit, sampai kembali
     mengembang. Sementara tanaman
     direndam pada air bersih di tempat terpisah. Bila
     hydrogel Anda terdiri dari campuran lebih
     dari satu warna, pisahkan ke dalam wadah rendaman yang berbeda. Lalu, tiriskan hydrogel
     dan siap ditempatkan kembali ke dalam gelas.
4.    Hydrogel jangan terlalu sering dipegang atau direndam dalam air, cukup 1 kali dalam kurun
     waktu 1 sampai 2 bulan saja, agar tidak merusak daya kembang susut hydrogel. Kecuali jika
     Hydrogel Anda berlumut, maka Anda dapat melakukan langkah no.4 tanpa harus menunggu
     1 bulan
5.    Bila gelas dan hydrogel terlihat berlumut dan berbau, segera keluarkan hydrogel Anda dan
     bilas dengan air hangat sampai lumutnya benar-benar hilang, lalu hydrogel dapat digunakan
     kembali.
6.    Usia hydrogel = + 1 tahun. Jika terjadi penyusutan, bisa direndam (s/d mengembang) dan
7.    digunakan kembali.
           Usia efektif unsur hara hydrogel = ­+ 2 bulan. Setelah itu bisa diberi pupuk tambahan sesuai dosis.  
           Usia warna hydrogel = + 2 bulan. Bisa lebih jika hydrogel tidak terlalu sering dibasuh/direndam dengan air. Jika warna hydrogel terlihat memudar, bisa diwarnai kembali dengan pewarna kue (setelah itu dibilas).

5.  Teknologi Penjernihan Air (Penyaringan dan Bahan Kimia I)
           Penjernihan air merujuk ke sejumlah proses yang dijalankan demi membuat air dapat diterima untuk penggunaan akhir tertentu. Ini mencakup penggunaan seperti air minum, proses industri, medis dan banyak penggunaan lain. Tujuan semua proses penjernihan air adalah menghilangkan pencemar yang ada dalam air atau mengurangi kadarnya agar air menjadi becomes layak untuk penggunaan akhirnya. Salah satu penggunaan tersebut adalah mengembalikan ke lingkungan alami air yang sudah digunakan tanpa berakibatkan dampak yang buruk atas lingkungan.
          Penjernihan air dapat dilakukan dengan beberapa cara, baik secara alami maupun secara kimiawi. Unuk melakukan penjernihan air secara kimiawi dapat menggunakan kaporit, bubuk kapur dan tawas. Bahan-bahan ini mudah didapat di daerah pedesaan atau kota-kota kecil di seluruh Indonesia. Bahan penyaring yang dibutuhkan adalah kerikil, pasir, ijuk dan arang aktif.
            Berikut adalah bahan dan cara penjernihan air :
● Bahan dan peralatan
1. 2 (dua) kg arang aktif
2. 3 (tiga) kg ijuk
3. pasir halus
4. batu kerikil
5. bubuk kapur 10 gram
6. tawas 10 gram
7. kaporit 2,5 gram
8. 2 (dua) buah drum bekas
9.http://www.iptek.net.id/ind/warintek/GAMBAR/5b3.gif 2 (dua) buah kran ukuran ½ cm.
● Pembuatan
1.Lubangi kedua drum 5 cm dari bagian        bawah, dan diberi kran. Drum I untuk bak     pengendapan, drum II untuk bak penyaring.
2.Letakkan drum I lebih tinggi dari drum II hubungkan kedua drum tersebut, lihat gambar.
3.Isilah drum II (bak penyaringan) berturut-  turut dengan batu kerikil setebal 5 cm; arang             setebal 5 cm; ijuk setebal 5 cm dan pasir             halus setebal 15 cm (lihat Gambar 1   dibawah)

4.Isilah drum I (bak pengendapan) dengan air
   yang akan dijernihkan. Bubuhi dengan 10
   gram tawas
   (untuk100 liter air) kemudian  aduk selama
   5 menit. Tambahkan bubuk kapur sebanyak
   10 gram dan
   kaporit 2,5 gram, kemudian aduk perlahan-lahan selama 2-3 menit. Tujuan mengaduk, agar butir-butir
   lumpur menjadi besar dan mengendap.

6.  Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
            Mikrohidro atau yang dimaksud dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), adalah suatu pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan tenaga air sebagai tenaga penggeraknya seperti, saluran irigasi, sungai atau air terjun alam dengan cara memanfaatkan tinggi terjunan (head) dan jumlah debit air. Mikrohidro merupakan sebuah istilah yang terdiri dari kata mikro yang berarti kecil dan hidro yang berarti air. Secara teknis, mikrohidro memiliki tiga komponen utama yaitu air (sebagai sumber energi), turbin dan generator. Mikrohidro mendapatkan energi dari aliran air yang memiliki perbedaan ketinggian tertentu. Pada dasarnya, mikrohidro memanfaatkan energi potensial jatuhan air (head). Semakin tinggi jatuhan air maka semakin besar energi potensial air yang dapat diubah menjadi energi listrik. Di samping faktor geografis (tata letak sungai), tinggi jatuhan air dapat pula diperoleh dengan membendung aliran air sehingga permukaan air menjadi tinggi. Air dialirkan melalui sebuah pipa pesat kedalam rumah pembangkit yang pada umumnya dibagun di bagian tepi sungai untuk menggerakkan turbin atau kincir air mikrohidro. Energi mekanik yang berasal dari putaran poros turbin akan diubah menjadi energi listrik oleh sebuah generator.
            Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro


            Prinsip dasar mikrohidro adalah memanfaatkan energi potensial yang dimiliki oleh aliran air pada jarak ketinggian tertentu dari tempat instalasi pembangkit listrik. Sebuah skema mikrohidro memerlukan dua hal yaitu, debit air dan ketinggian jatuh (head) untuk menghasilkan tenaga yang dapat dimanfaatkan. Hal ini adalah sebuah sistem konversi energi dari bentuk ketinggian dan aliran (energi potensial) ke dalam bentuk energi mekanik dan energi listrik. Daya yang masuk (Pgross) merupakan penjumlahan dari daya yang dihasilkan (Pnet) ditambah dengan faktor kehilangan energi (loss) dalam bentuk suara atau panas. Daya yang dihasilkan merupakan perkalian dari daya yang masuk dikalikan dengan efisiensi konversi (Eo).

Pnet = Pgross ×Eo kW

Daya kotor adalah head kotor (Hgross) yang dikalikan dengan debit air (Q) dan juga dikalikan

dengan sebuah faktor gravitasi (g = 9.8), sehingga persamaan dasar dari pembangkit listrik adalah :

Pnet = g ×Hgross × Q ×Eo kW

Dimana head dalam meter (m), dan debit air dalam meter kubik per detik (m/s3).

      Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro



1
1. Dam/Bendungan Pengalih (intake). Dam pengalih berfungsi untuk mengalihkan air melalui sebuah pembuka di bagian sisi sungai ke dalam sebuah bak pengendap.






1
2. Bak Pengendap (Settling Basin). Bak pengendap digunakan untuk memindahkan partikel-partikel pasir dari air. Fungsi dari bak pengendap adalah sangat penting untuk melindungi komponen-komponen berikutnya dari dampak pasir.






1

3. Saluran Pembawa (Headrace). Saluran pembawa mengikuti kontur dari sisi bukit untuk menjaga elevasi dari air yang disalurkan.







1

4. Headtank (Bak Penenang). Fungsi dari bak penenang adalah untuk mengatur perbedaan keluaran air antara sebuah penstock dan headrace, dan untuk pemisahan akhir kotoran dalam air seperti pasir, kayu-kayuan.



1
5. Pipa Pesat (Penstock). Penstock dihubungkan pada sebuah elevasi yang lebih rendah ke sebuah roda air, dikenal sebagai sebuah turbin.







http://matanews.com/wp-content/uploads/turbinmikrohidro.jpg6. Turbin. Turbin berfungsi untuk mengkonversi energi aliran air menjadi energi putaran
     mekanis.









1

7. Generator. Generator berfungsi untuk menghasilkan listrik dari putaran mekanis.







http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/e/ed/Mikrohidro_crossflow.JPG/250px-Mikrohidro_crossflow.JPG
8. Pipa Hisap. Pipa hisap berfungsi untuk menghisap air, mengembalikan tekanan aliran yang
    masih tinggi ke tekanan atmosfer.







1
9. Panel kontrol. Panel kontrol berfungsi untuk menstabilkan tegangan
10. Pengalih Beban (Ballast load). Pengalih beban berfungsi sebagai beban sekunder (dummy) ketika beban konsumen mengalami penurunan. Kinerja pengalih beban ini diatur oleh panel kontrol.





7.     Lubang Resapan Biopori ( LBR )
                  
     Lubang resapan biopori adalah lubang silindris yang dibuat secara vertical ke dalam tanah dengan dimeter 10 cm dan kedalaman sekitar 100 cm, atau dalam kasus tanah dengan permukaan air tanah dangkal, tidak sampai kedalaman muka air tanah. Lubang diisi oleh sampah organik untuk memicu terbentuknya biopori. Biopori adalah pori-pori berbentuk lubang ( terowongan kecil ) yang dibuat oleh aktivitas fauna tanah atau akar tanaman.
    Lubang resapan biopori ditemukan ole h Insinyur Kamir R. Brata, MSc., dosen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan Institut Pertanian Bogor, Jawa Barat, sejak tahun 2000.
    Ada pun Cara Pembuatan Lubang Biopori Resapan Air :

1. Membuat lubang silindris di tanah dengan diameter 10-30 cm dan kedalaman 30-100 cm serta
    jarak antar lubang 50-100 cm.

2. Mulut lubang dapat dikuatkan dengan semen setebal 2 cm dan lebar 2-3 centimeter serta
    diberikan pengaman agar tidak ada anak kecil atau orang yang terperosok.

3. Lubang diisi dengan sampah organik seperti daun, sampah dapur, ranting pohon, sampah
    makanan dapur non kimia, dsb. Sampah dalam lubang akan menyusut sehingga perlu diisi
    kembali dan di akhir musim kemarau dapat dikuras sebagai pupuk kompos alami.

4. Jumlah lubang biopori yang ada sebaiknya dihitung berdasarkan besar kecil hujan, laju resapan
    air dan wilayah yang tidak meresap air dengan rumus = intensitas hujan (mm/jam) x luas bidang
    kedap air (meter persegi) / laju resapan air perlubang (liter / jam).



8.     Pemanas Air Tenaga Matahari

          Jenis pemanas air ada banyak sekali macamnya. Ada pemanas air tenaga listrik dan ada juga pemanas air menggunakan tenaga gas. Ada satu lagi jenis pemanas air yaitu pemanas air dengan menggunakan energi Surya (Solar water heater system). Pemanas air dengan memanfaatkan sumber energi dari alam yang ini, memiliki beberapa keuntungan antara lain, dibanding tenaga listrik dan tenaga gas, Pemanas Air tenaga surya tidak bakal habis sumber energinya. Apalagi tarif listrik dan gas selalu naik dari tahun ke tahun.

          Dari sisi keamanan, pemanas air tenaga surya sangat aman, karena, resiko tersengat aliran listrik minim. Ramah lingkungan karena hasil pemanasan pemanas air tenaga surya tidak menimbulakn senyawa lain. Bandingkan dengan pemanas air tenaga listrik yang mengakibatkan timbulnya gas CO2 yang bisa mencemari lingkungan. Tetapi disisi lain pemanas air tenaga surya juga memiliki kekurangan juga, karena pemanas air ini perlu sinar matahari sebagai energinya, maka kemampuannya tergantung pada banyaknya sinar matahari. Jadi, kalau mendung, dayanya akan sedikit berkurang. Tapi, tetap tidak masalah, karena pemanas tenaga surya masih bisa menyerap sinar matahari, dan tetap bisa berfungsi.

         
Cara Kerja

         
          Cara kerja pemanas air tenaga surya pada dasarnya adalah bagaimana mendapatkan air panas dengan memanfaatkan energy dari sinar matahari yang terpancar ke bumi. Biasanya terdiri dari dua buah komponen utama yaitu lempengan pemanas dan tangki penampung. Panas matahari diterima oleh lempengan pemanas, disalurkan untuk memanaskan air di dalam tangki penampung kemudian air dialirkan melalui pipa menuju ke keran-keran untuk digunakan.
          Secara lebih jelasnya dapat dikatakan lempengan pengumpul panas (solar collector) diletakkan pada sisi yang paling mudah menangkap sinar matahari sebanyak-banyaknya, memanaskan air yang kemudian mengalir ke dalam sistem melalui pompa (untuk pemanas aktif) atau didorong oleh gravitasi (untuk pemanas pasif). Kolektor panas matahari ini bisa berbentuk logam surya datar yang diikat pada pipa atau beberapa tabung logam tertutup vakum berbentuk silinder kaca.

          cara kerja pemanas air tenaga surya terdapat dua sistem yaitu aktif dan pasif. Untuk yang menggunakan sistem aktif, dilengkapi oleh pompa. Cara kerjanya ada dua macam yaitu secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung jika air dipompa ke kolektor panas untuk dipanaskan lalu menuju langsung ke tangki penampung. Sedangkan untuk aktif tidak langsung, setelah air dipanaskan di kolektor panas, air berputar ke pemutar panas kembali ke kolektor sampai merata kemudian baru disimpan di dalam tangki.

          Sistem pasif lebih mudah dalam pemasangan dengan cara kerja lebih sederhana. Tangki air berfungsi ganda sebagai kolektor panas dan penampung air. Pergerakan air dikendalikan oleh gaya gravitasi. Air ditimba dari sumber air ke kolektor panas, diputar sehingga panas merata lalu dialirkan ke tangki penyimpan dengan reaksi konveksi. Konveksi menyebabkan terjadinya pertukaran antara air dingin di dalam tangki dengan air yang sudah dipanaskan dari kolektor panas.

          Di Indonesia yang beriklim hangat sangat cocok menggunakan sistem pasif, seperti pemanas air wika swh yang menggunakan sistem pasif, terbukti efektif, lebih murah dan lebih mudah dalam perawatan dan pemeliharaan. Untuk pemanas air dengan sitem aktif akan lebih komplek sdalam pemeliharaan karena banyaknya komponen yang harus diperhatikan.

0 komentar:

Posting Komentar